Sidang Paripurna DPRD Musi Rawas: Pidato Presiden Jadi Pengingat Tentang Makna Kemerdekaan


MUSI RAWAS – Jumat (15/8/2025), DPRD Kabupaten Musi Rawas menggelar sidang paripurna istimewa dalam rangka mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, sehari menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.


Ruang rapat DPRD yang biasanya diisi perdebatan politik, kali ini berubah menjadi tempat hening penuh perhatian. Hadir dalam kesempatan itu Bupati dan Wakil Bupati, anggota DPRD, Forkopimda, pejabat OPD, camat, tokoh masyarakat, organisasi, hingga awak media. Semua menyimak, seolah ingin menangkap pesan yang lebih besar dari sekadar pidato tahunan.


Presiden Prabowo menekankan bahwa kemerdekaan tidak boleh hanya dirayakan sebagai seremoni. Menurutnya, bangsa Indonesia harus mandiri di sektor pangan, energi, dan teknologi. Tanpa kemandirian, bangsa akan terus bergantung dan rakyat kecil akan selalu menjadi korban.


Ia juga mengingatkan bahaya praktik korupsi, tambang ilegal, dan manipulasi pangan. Presiden menyebut hal itu sebagai budaya “serakah-nomik” – ekonomi yang dibangun atas dasar kerakusan, yang pada akhirnya merugikan rakyat banyak.


Di balik peringatan yang penuh simbol, Presiden menyampaikan janji yang cukup konkret: program makan bergizi gratis untuk 82 juta anak sekolah dan ibu hamil. Program ini dianggap sebagai fondasi bagi masa depan bangsa, karena generasi sehat lahir dari gizi yang cukup sejak dini.


Selain itu, Presiden juga menyinggung pencapaian surplus beras nasional 4 juta ton, penurunan angka kemiskinan ekstrem, serta penertiban 3,1 juta hektare lahan sawit ilegal. Semua ini diproyeksikan sebagai langkah menuju Indonesia Emas 2045.


Bagi Musi Rawas, pidato kenegaraan ini bukan hanya laporan tahunan. Ia adalah pengingat. Bahwa kemerdekaan tidak hanya berarti bebas dari penjajah, tetapi juga bebas dari ketertinggalan, kemiskinan, dan ketidakadilan.


Pimpinan DPRD Musi Rawas menegaskan pentingnya menerjemahkan pesan Presiden ke dalam kebijakan lokal. Sementara Bupati menekankan bahwa daerah harus menjadi bagian dari visi besar Indonesia, tanpa melupakan rakyat di desa-desa dan pinggiran yang sering kali hanya menjadi penonton pembangunan.


Delapan puluh tahun merdeka adalah waktu yang panjang. Namun apakah rakyat sudah benar-benar merdeka dari kemiskinan, dari ketidakadilan, dari harga pangan yang melambung, dari akses kesehatan yang terbatas?


Pidato Presiden di sidang paripurna DPRD Musi Rawas kali ini seakan mengajak kita semua untuk merenung. Kemerdekaan bukan hanya soal simbol bendera, lagu, dan upacara, tetapi soal apakah setiap keluarga di pelosok Musi Rawas bisa makan dengan layak, berobat dengan mudah, dan hidup dengan martabat.


Red. 

Post a Comment

أحدث أقدم